90 Persen Jalan Nasional Pascabanjir Sumatera Kembali Berfungsi, Harapan Mulai Terhubung Lagi

90 Persen Jalan Nasional Pascabanjir Sumatera Kembali Berfungsi, Harapan Mulai Terhubung Lagi

TrenHarapan – Sebulan setelah banjir besar melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, Jalan Nasional kembali menjadi simbol harapan bagi masyarakat terdampak. Pemerintah menyatakan hampir 90 persen ruas jalan nasional yang sempat lumpuh kini telah berfungsi kembali. Pernyataan ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno dalam konferensi pers BNPB. Bagi warga di wilayah terdampak, kabar ini bukan sekadar laporan teknis, melainkan tanda bahwa kehidupan perlahan bergerak lagi. Jalan bukan hanya infrastruktur, tetapi jalur utama distribusi logistik, akses layanan kesehatan, dan penghubung keluarga yang terpisah akibat bencana. Ketika satu ruas jalan kembali terbuka, ada rasa lega dan optimisme yang tumbuh, meski luka akibat bencana masih terasa di banyak sudut Sumatera.

Proses Pemulihan di Tengah Tantangan Lapangan

Dari total 81 ruas jalan nasional yang terdampak banjir bandang, sebanyak 72 ruas telah kembali berfungsi. Sembilan ruas lainnya masih dalam tahap percepatan penanganan. Pratikno menegaskan bahwa pengerjaan dilakukan tanpa henti agar konektivitas segera pulih sepenuhnya. Tantangan di lapangan tidak ringan, mulai dari kontur tanah yang berubah, jembatan rusak, hingga cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat. Namun, upaya percepatan terus dilakukan dengan pendekatan lintas sektor. Jalan-jalan ini menjadi prioritas karena menyangkut distribusi bantuan, mobilisasi alat berat, dan akses darurat. Setiap hari keterlambatan berarti risiko tambahan bagi warga yang masih bertahan di pengungsian. Karena itu, percepatan pemulihan jalan menjadi fondasi penting bagi pemulihan sosial dan ekonomi kawasan terdampak.

“Baca Juga : Pascabanjir Sumatera, Pemerintah Cabut Jutaan Hektar Izin Sawit dan Tambang Demi Pemulihan Lingkungan”

Dampak Konektivitas terhadap Distribusi Logistik

Kembalinya fungsi jalan nasional membawa dampak langsung terhadap kelancaran distribusi logistik. Bantuan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar kini lebih mudah menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi. Truk logistik tidak lagi harus memutar jauh atau berhenti berhari-hari menunggu jalur dibuka. Bagi tenaga medis dan relawan, akses yang membaik memungkinkan respons yang lebih cepat dan terkoordinasi. Jalan yang pulih juga membuka kembali jalur ekonomi lokal, membantu pedagang kecil dan petani mulai bergerak lagi. Meski pemulihan belum sempurna, konektivitas yang terjaga memberi ruang bernapas bagi masyarakat. Infrastruktur jalan kembali menjalankan perannya sebagai penghubung kehidupan, bukan sekadar bentang aspal yang sunyi pascabencana.

Angka Korban dan Luka Kemanusiaan yang Tertinggal

Di balik kabar pemulihan jalan, data korban banjir Sumatera tetap menyisakan duka mendalam. Hingga 25 Desember 2025, jumlah korban tewas mencapai 1.135 orang, dengan Aceh Utara mencatat angka tertinggi. Masih ada 173 orang yang dinyatakan hilang, meninggalkan keluarga dalam penantian panjang. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerita tentang kehilangan, rumah yang hancur, dan masa depan yang berubah seketika. Pemulihan infrastruktur menjadi penting, namun pemulihan kemanusiaan membutuhkan waktu lebih lama. Jalan yang kembali berfungsi diharapkan dapat mempercepat bantuan psikososial dan pendampingan bagi keluarga korban, agar proses bangkit tidak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga emosional.

“Simak Juga : Tren Alis 2025: Dari Standar Kaku Menuju Ekspresi Diri yang Lebih Bebas”

Kerusakan Infrastruktur dan Beban Pemulihan

Banjir Sumatera meninggalkan kerusakan masif pada infrastruktur dan permukiman. Data BNPB mencatat lebih dari 157 ribu rumah rusak, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Selain itu, hampir dua ribu fasilitas umum terdampak, termasuk fasilitas kesehatan, sekolah, rumah ibadah, gedung perkantoran, dan ratusan jembatan. Kerusakan ini menunjukkan skala bencana yang luar biasa dan kompleksitas pemulihan yang dihadapi pemerintah. Jalan nasional yang kembali berfungsi menjadi pintu masuk bagi pembangunan kembali sektor-sektor vital lainnya. Tanpa akses yang memadai, proses rehabilitasi akan tersendat. Oleh karena itu, pemulihan jalan tidak bisa dilepaskan dari upaya membangun kembali kehidupan masyarakat secara menyeluruh.

Kolaborasi Pemerintah dan Harapan Warga

Pemulihan jalan nasional pascabanjir Sumatera mencerminkan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai lembaga terkait. Upaya ini menunjukkan kehadiran negara di tengah krisis, meski tantangan masih besar. Bagi warga, setiap alat berat yang bekerja dan setiap ruas jalan yang dibuka membawa harapan baru. Harapan untuk kembali bersekolah, bekerja, dan hidup normal perlahan tumbuh seiring terbukanya akses. Meski sembilan ruas jalan masih dalam proses, komitmen percepatan memberi keyakinan bahwa pemulihan terus bergerak. Jalan-jalan ini bukan hanya menghubungkan wilayah, tetapi juga menghubungkan kembali harapan, solidaritas, dan masa depan masyarakat Sumatera yang sempat terputus oleh banjir.