Marquez dan Keyakinannya pada Peran Besar Bagnaia untuk Masa Depan Ducati
TrenHarapan – Musim 2025 berakhir dengan cerita yang tidak kalah dramatis. Marc Marquez menutup tahun sebagai juara dunia dengan selisih 78 poin, meski ia harus absen di lima balapan terakhir akibat cedera. Namun, di balik sorakan kemenangan itu, ia justru menyoroti satu hal yang menurutnya sangat menentukan masa depan Ducati: performa Francesco Bagnaia. Bagi Marquez, kehadiran Bagnaia dalam kondisi terbaik bukan sekadar penopang tim, melainkan kunci pengembangan motor di masa mendatang. Ia melihat bahwa musim Bagnaia memang berfluktuasi, dengan motor GP25 yang tak selalu konsisten dan beberapa akhir pekan tanpa poin. Namun, di antara naik turunnya performa itu, Marquez tetap percaya bahwa Bagnaia memiliki kecepatan alami yang tak pernah hilang.
Sensitivitas Bagnaia sebagai Aset Penting Tim Ducati
Banyak yang menilai sensitivitas Bagnaia terhadap perubahan setelan membuatnya sulit beradaptasi dengan GP25. Namun, Marquez justru melihat ini sebagai kelebihan penting. Ia menilai karakter Bagnaia yang peka terhadap detail teknis dapat membantu Ducati menjaga arah pengembangan meski kondisi kompetisi semakin ketat. Karena itu, ia berharap Bagnaia segera kembali ke level tertingginya. Marquez mengingatkan bahwa Bagnaia telah menunjukkan kecepatannya, terutama saat meraih 37 poin di Motegi. Baginya, performa itu cukup membuktikan bahwa kemampuan Bagnaia tidak pernah hilang. Ia percaya bahwa waktu istirahat dua bulan akan memberi ruang bagi Bagnaia untuk mengatur ulang mental dan fisik sebelum memasuki tes Malaysia. Marquez berbicara dengan nada suportif, seolah ingin menegaskan bahwa rekan setimnya itu masih sangat dibutuhkan Ducati.
Musim Sulit Ducati dan Kebangkitan Para Rival
Di saat dua pembalap pabrikan Ducati mengalami musim yang berliku, para pesaing justru bangkit dan tampil lebih tajam. Aprilia menutup musim dengan tiga kemenangan dalam empat balapan terakhir. KTM lewat Pedro Acosta semakin sering naik podium di paruh kedua musim. Bahkan Honda, yang sempat kesulitan menembus 10 besar, berhasil meraih dua podium dalam empat balapan Asia. Kondisi ini membuat Marquez tetap waspada meski berada dalam tim terbaik. Ia mengakui bahwa MotoGP adalah ajang yang terus berubah, dan dominasi tidak pernah abadi. Namun, ia juga percaya bahwa Ducati masih memiliki modal kuat untuk bertahan di puncak. Keyakinan itu lahir dari pengalaman langsung di atas motor dan melihat bagaimana tim bekerja di bawah tekanan besar sepanjang musim.
Rasa Percaya Marquez terhadap Struktur dan Arah Ducati
Meski tekanan meningkat akibat kebangkitan rival, Marquez menyampaikan bahwa Ducati tetap berada di jalur yang benar. Ia menilai adaptasi teknis GP25 memang tidak mudah, tetapi tim selalu bergerak cepat untuk menemukan solusi. Baginya, memiliki motor terbaik tidak cukup; diperlukan juga struktur tim yang solid dan pemimpin yang mampu menjaga arah pengembangan. Marquez merasa mendapat dukungan penuh sejak ia bergabung, dan ini membuatnya nyaman memberikan masukan yang lebih jujur dan mendalam. Ia paham bahwa persaingan semakin ketat, namun ia percaya bahwa Ducati memiliki kapasitas untuk terus menghadapi perubahan. Keyakinan itu juga datang dari pengalaman panjangnya membaca dinamika tim-tim besar di MotoGP.
“Simak Juga : Fabregas dan Kebangkitan Como: Kisah Ajaib Tim Promosi yang Mengguncang Serie A”
Peran Gigi Dall’Igna sebagai Motor Penggerak Ducati
Sosok Gigi Dall’Igna mendapat pujian khusus dari Marquez. Ia menyebut sang General Manager Ducati Corse sebagai pemimpin dengan mentalitas yang sempurna. Dall’Igna dinilai mampu mengendalikan situasi dengan tepat, memberi ruang bagi pembalap, namun tetap menjaga visi jangka panjang tim. Marquez bahkan membagikan momen pribadi saat ia mengaku melakukan kesalahan, tetapi Dall’Igna menenangkannya dengan kalimat sederhana: “Kamu tidak pernah salah, kamu hanya tampil lebih baik atau lebih buruk.” Kalimat itu melekat kuat di benaknya dan memberi dorongan emosional di tengah tekanan besar sebagai pembalap pabrikan. Marquez memahami bahwa berada di tim seperti Ducati berarti menanggung ekspektasi tinggi, namun dengan kepemimpinan seperti Dall’Igna, ia merasa lebih siap menapaki musim-musim berikutnya.
Tekanan sebagai Pembalap Pabrikan dan Harapan Baru untuk Musim Depan
Marquez tidak menutupi bahwa tekanan di Ducati Lenovo sangat besar. Setiap balapan membawa tuntutan untuk menang, dan setiap kesalahan terasa lebih berat. Namun, ia juga menegaskan bahwa tekanan seperti itu adalah bagian dari hidup seorang pembalap. Ia melihat bahwa kekuatan tim terletak pada kemampuan mereka untuk tetap fokus di tengah keraguan yang pasti muncul. Marquez percaya bahwa musim depan akan membawa peluang baru, terutama jika Bagnaia dapat kembali tampil pada level terbaik. Dengan rival yang semakin kuat, Ducati membutuhkan kedua pembalapnya bekerja dalam sinkron yang lebih baik. Dengan nada optimis, Marquez menegaskan bahwa perjalanan Ducati masih panjang, dan ia yakin tim akan bangkit lebih kuat bersama rekan setimnya.


