Tren Harapan – Industri komunikasi global sedang menyaksikan persaingan baru yang sengit antara dua pemain besar: Starlink dari SpaceX dan Guowang dari China. Kedua proyek ini berambisi untuk mendominasi pasar internet satelit, menyediakan akses internet cepat ke wilayah-wilayah terpencil di seluruh dunia.
Starlink adalah proyek internet satelit yang diprakarsai oleh SpaceX milik Elon Musk. Dengan lebih dari 4.000 satelit yang sudah mengorbit, Starlink telah menyediakan layanan internet ke berbagai negara, terutama di wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel. Sementara itu, Guowang adalah proyek internet satelit yang didukung penuh oleh pemerintah China. Proyek ini bertujuan untuk meluncurkan ribuan satelit guna membangun jaringan komunikasi yang kuat dan mandiri, serta menawarkan alternatif bagi negara-negara yang ingin lepas dari ketergantungan teknologi barat.
“Baca Juga : Realme 14x 5G, Smartphone dengan Perlindungan IP69”
Starlink telah lebih dulu masuk ke pasar global dengan teknologi canggih dan jaringan yang luas. Salah satu keunggulannya adalah kemampuannya menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan latensi rendah, yang cocok untuk aktivitas seperti streaming, gaming, dan komunikasi real-time. Selain itu, dukungan dari SpaceX memungkinkan peluncuran satelit dilakukan dengan biaya yang relatif rendah, berkat penggunaan teknologi roket yang dapat digunakan kembali. Hal ini memberi Starlink keunggulan kompetitif dalam ekspansi cepat.
Guowang, meski relatif baru, tidak bisa dianggap remeh. Proyek ini mendapatkan dukungan besar dari pemerintah China, yang memiliki sumber daya tak terbatas untuk membangun infrastruktur komunikasi global. China berencana meluncurkan lebih dari 12.000 satelit dalam dekade mendatang, yang akan bersaing langsung dengan jaringan Starlink. Selain itu, Guowang menawarkan kemitraan strategis dengan negara-negara berkembang, memberikan opsi yang lebih terjangkau dibandingkan layanan satelit barat.
Kompetisi antara Starlink dan Guowang diperkirakan akan mendorong inovasi di sektor internet satelit. Dengan semakin banyak pemain di pasar, harga layanan internet satelit kemungkinan akan menurun, membuatnya lebih terjangkau bagi konsumen di negara berkembang. Namun, persaingan ini juga membawa risiko geopolitik. Keberadaan dua jaringan satelit besar yang bersaing bisa menciptakan fragmentasi dalam akses internet global, dengan negara-negara tertentu memilih untuk bergabung dengan salah satu kubu.
Meski menjanjikan, proyek internet satelit menghadapi tantangan besar. Salah satu isu utama adalah pengelolaan orbit rendah bumi yang semakin padat oleh ribuan satelit baru. Ini menimbulkan risiko tabrakan dan masalah sampah antariksa. Selain itu, regulasi internasional terkait frekuensi dan hak penggunaan orbit menjadi tantangan besar. Setiap peluncuran satelit harus mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh badan pengawas global, seperti International Telecommunication Union (ITU).
Dengan terus berkembangnya teknologi, internet satelit diperkirakan akan menjadi tulang punggung komunikasi global di masa depan. Kedua proyek, Starlink dan Guowang, memiliki potensi besar untuk menjembatani kesenjangan digital dan meningkatkan aksesibilitas internet di seluruh dunia. Namun, keberhasilan mereka akan sangat tergantung pada kemampuan untuk berinovasi, menangani tantangan regulasi, dan menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara lain.