Tak Cukup Sikat Gigi: Pola Makan Sehat Jadi Kunci Gusi Kuat dan Bebas Penyakit
TrenHarapan – Banyak orang merasa sudah cukup menjaga kesehatan gigi dan gusii hanya dengan rutin menyikat gigi dua kali sehari. Padahal, menurut Guru Besar Ilmu Periodonsia FKG Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, kebiasaan tersebut belum menyentuh akar masalah. Gusi adalah jaringan hidup yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tubuh secara keseluruhan, termasuk asupan makanan harian. Ketika nutrisi tidak terpenuhi, gusi menjadi lebih rentan terhadap peradangan dan infeksi. Dalam forum kesehatan gigi nasional, drg. Amaliya menekankan bahwa kesehatan mulut tidak bisa dilepaskan dari pola hidup. Sikat gigi berperan membersihkan, tetapi makanan sehat berperan memperkuat pertahanan alami . Tanpa dukungan nutrisi yang tepat, kebersihan saja tidak cukup untuk mencegah penyakit jangka panjang.
Peran Real Food dalam Menjaga Kesehatan Gusi
Pola makan sehat yang dianjurkan untuk gusi adalah konsumsi real food atau makanan minim proses. Sayur, buah, dan sumber protein segar mengandung nutrisi alami yang dibutuhkan jaringan gusi untuk tetap kuat. Makanan segar umumnya kaya vitamin dan mineral yang mudah diserap tubuh. Drg. Amaliya menyoroti bahwa bumbu berlebihan dan makanan ultra-proses justru berpotensi memicu peradangan. Real food membantu menjaga keseimbangan mikroba di dalam mulut sekaligus mendukung sistem imun. Ketika tubuh mendapatkan asupan alami yang cukup, memiliki kemampuan lebih baik untuk melawan bakteri penyebab penyakit. Pola makan seperti ini juga selaras dengan gaya hidup sehat secara menyeluruh, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan di rongga mulut, tetapi juga pada kesehatan tubuh secara umum.
Kekurangan Vitamin yang Sering Terjadi di Masyarakat
Fakta yang cukup mengkhawatirkan adalah masih banyak masyarakat Indonesia yang kekurangan vitamin penting bagi kesehatan gusi. Menurut drg. Amaliya, vitamin C, vitamin E, dan zinc sering kali tidak tercukupi, bahkan pada penderita infeksi . Padahal, zat-zat ini memiliki peran krusial dalam mencegah peradangan dan melindungi jaringan gusi. Vitamin C membantu pembentukan kolagen yang memperkuat struktur gusi, sekaligus bertindak sebagai antioksidan. Vitamin E berfungsi melindungi sel dari kerusakan dan mempercepat penyembuhan. Sementara zinc membantu melawan bakteri penyebab plak. Kekurangan nutrisi ini membuat lebih mudah berdarah, meradang, dan sulit pulih. Kondisi ini sering terjadi tanpa disadari karena gejalanya berkembang perlahan.
Bahaya Konsumsi Gula Berlebih bagi Gusi
Selain kekurangan nutrisi, konsumsi gula berlebih menjadi ancaman serius bagi kesehatan . Selama ini, gula lebih sering dikaitkan dengan gigi berlubang, padahal dampaknya jauh lebih luas. Drg. Amaliya menjelaskan bahwa makanan tinggi gula dapat menginduksi peradangan pada gusi. Bakteri di dalam mulut akan memecah gula dan menghasilkan asam yang merusak jaringan serta tulang pendukung gigi. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan manis. Jika dibiarkan, peradangan kronis dapat berkembang menjadi periodontitis. Oleh karena itu, pembatasan gula sejak dini menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari.
“Simak Juga : Diabetes Tak Datang Mendadak: Awal Bahayanya Sering Tak Disadari”
Hubungan Penyakit Gusi dengan Penyakit Sistemik
Penyakit gusi bukan masalah lokal yang berdiri sendiri. Gusi memiliki banyak pembuluh darah, sehingga bakteri dari peradangan dapat masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ lain. Drg. Amaliya menegaskan bahwa periodontitis berkaitan erat dengan berbagai penyakit sistemik, seperti diabetes dan penyakit jantung. Hubungan antara periodontitis dan diabetes bersifat dua arah. Kadar gula darah tinggi memicu pertumbuhan bakteri di gusi, sementara infeksi gusi membuat kontrol gula darah semakin sulit. Selain itu, bakteri yang masuk ke aliran darah dapat memicu peradangan di jantung dan meningkatkan risiko stroke. Fakta ini menunjukkan bahwa menjaga kesehatan gusi berarti juga melindungi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Pencegahan Dini Melalui Pola Makan dan Edukasi
Pencegahan penyakit gusi idealnya dimulai sejak dini melalui kombinasi kebersihan mulut dan pola makan sehat. Edukasi tentang pentingnya nutrisi bagi gusi perlu diperkuat, terutama di lingkungan keluarga dan sekolah. Anak-anak perlu dibiasakan mengonsumsi makanan bergizi dan membatasi asupan gula. Orang dewasa pun perlu lebih sadar bahwa rasa nyaman di gusi hari ini tidak selalu mencerminkan kondisi sebenarnya. Dengan memperbanyak real food dan memastikan asupan vitamin serta mineral tercukupi, risiko peradangan dapat ditekan. Pencegahan dini jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan jangka panjang. Langkah sederhana ini tidak hanya menjaga senyum tetap sehat, tetapi juga berkontribusi pada kualitas hidup yang lebih baik dalam jangka panjang.


