Orang Tua Siswi Semarang Viral Diminta Warga Pindah: Polemik Anjing dan Sampah Muncul
TrenHarapan – Orang tua dari siswi SD di Semarang yang sempat viral karena berangkat sekolah lewat sungai kini menghadapi masalah baru. Juladi Boga Siagian, sang ayah, diminta warga di kawasan Lamongan, Bendan Ngisor, untuk segera pindah dari lingkungan tersebut. Permintaan ini muncul setelah warga mengeluhkan gangguan yang ditimbulkan oleh anjing peliharaan keluarga dan persoalan sampah yang dinilai mengganggu kenyamanan sekitar.
Warga Pasang Spanduk dan Ajukan Petisi
Ketegangan antara Juladi dan warga sekitar kian memanas. Tidak hanya melalui percakapan langsung, warga bahkan membuat spanduk berisi imbauan agar Juladi segera angkat kaki dari kampung. Selain itu, petisi resmi juga telah dibuat dan ditandatangani oleh 21 warga. Dalam petisi tersebut turut disertakan bukti berupa foto-foto yang memperlihatkan tumpukan kertas di pinggir jalan dan tangkapan layar CCTV yang menunjukkan anjing-anjing berkeliaran di malam hari.
“Baca Juga : Presiden Prabowo Terima Medali Kehormatan dari Komando Operasi Khusus AS”
Keluhan Utama: Anjing dan Sampah
Sugito, Ketua RT setempat, mengonfirmasi bahwa keluhan warga terutama berfokus pada dua hal: keberadaan anjing peliharaan yang sering diliarkan dan kebiasaan menjemur kardus atau kertas di sepanjang gang. Ia menyebut keresahan ini telah berlangsung cukup lama, hingga akhirnya warga sepakat untuk menyampaikan aspirasi melalui spanduk dan petisi. Keputusan ini, menurut Sugito, merupakan hasil dari musyawarah warga yang merasa lingkungan mereka tidak lagi nyaman.
Juladi Berikan Penjelasan Terkait Tuduhan Warga
Menanggapi keluhan tersebut, Juladi memberikan klarifikasi. Ia mengatakan bahwa kertas yang dijemur bukanlah sampah, melainkan bagian dari pekerjaannya sebagai pengepul rongsokan. Menurutnya, kertas-kertas itu hanya dijemur untuk dikeringkan dan segera diangkat kembali setelah kering. Ia juga mengklaim bahwa warga lain yang bekerja sebagai pengepul juga melakukan hal serupa, namun hanya dirinya yang menjadi sasaran keluhan.
“Simak Juga : Penerbangan Jakarta–Kualanamu Terganggu Insiden Penumpang Teriak Bom”
Anjing Dilepas, Tapi Tetap Diawasi
Terkait isu anjing peliharaan yang dilepas, Juladi menegaskan bahwa hewan peliharaannya tetap dalam pengawasan. Ia mengaku menjaga anjing-anjing tersebut saat berada di luar, dan selalu memasukkannya kembali ke rumah saat malam hari. Baginya, keberadaan anjing tersebut bukan bentuk kelalaian, melainkan bagian dari kehidupannya sebagai warga yang tinggal di lingkungan padat penduduk. Namun sayangnya, penjelasan itu belum cukup meredakan keresahan masyarakat sekitar.
Polemik yang Butuh Mediasi Serius
Situasi yang menimpa Juladi dan keluarganya mencerminkan persoalan sosial yang lebih kompleks. Di satu sisi, warga memiliki hak atas lingkungan yang nyaman dan bersih. Di sisi lain, Juladi sebagai warga dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah merasa terpojok oleh tuntutan tersebut. Untuk itu, peran mediasi dari pihak kelurahan dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan agar masalah ini tidak semakin melebar. Pendekatan yang adil dan solutif bisa menjadi jalan keluar agar semua pihak merasa dihargai.