Tren Harapan – Makanan Pendamping ASI (MPASI) menjadi bagian penting dalam proses tumbuh kembang bayi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia memberikan panduan khusus terkait pemberian MPASI. Pedoman ini mencakup empat syarat utama yang harus dipenuhi oleh orang tua. Hal ini bertujuan agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya. Nutrisi yang tepat sangat penting untuk perkembangan otak, sistem imun, dan kesehatan secara keseluruhan.
MPASI mulai diberikan saat bayi mencapai usia enam bulan. Pada usia ini, bayi mulai membutuhkan asupan tambahan di luar ASI. Pemberian MPASI yang tepat waktu memastikan bayi mendapatkan energi dan zat gizi yang dibutuhkan. Keterlambatan pemberian MPASI bisa berdampak pada kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada usia dini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Selain itu, bayi yang terlambat menerima MPASI berisiko mengalami kesulitan makan di masa depan.
“Baca Juga : Tiga Petugas Terluka dalam Baku Tembak Dekat Kedutaan Besar Israel di Amman”
Menurut Kemenkes, MPASI harus diberikan saat bayi berusia enam bulan. Pada usia ini, sistem pencernaan bayi sudah matang untuk menerima makanan selain ASI. Sebelum enam bulan, ASI eksklusif adalah sumber nutrisi utama. Namun, setelah enam bulan, ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Nutrisi tambahan dari MPASI sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan bayi. Tepat waktu juga berarti memberikan MPASI secara bertahap sesuai kemampuan bayi. Bayi usia enam bulan biasanya mulai belajar makan makanan semi-padat. Pemberian makanan yang sesuai usia membantu bayi beradaptasi dengan tekstur dan rasa baru. Jika MPASI diberikan terlalu dini, risiko gangguan pencernaan meningkat.
Kemenkes menekankan pentingnya MPASI yang mengandung gizi seimbang. Nutrisi yang dibutuhkan meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama bagi bayi. Sumber karbohidrat yang bisa diberikan termasuk nasi, kentang, atau ubi. Protein berperan penting dalam membangun jaringan tubuh. Pilihan protein seperti daging, ikan, tahu, dan tempe sangat dianjurkan.
Zat besi merupakan mineral yang sangat penting untuk mencegah anemia. Bayi usia enam bulan sering kali mulai mengalami penurunan cadangan zat besi. Oleh karena itu, makanan kaya zat besi seperti hati ayam atau daging merah sangat dianjurkan. Selain itu, lemak sehat dari alpukat atau minyak zaitun juga mendukung perkembangan otak bayi. Vitamin dan mineral lainnya, seperti vitamin A dan C, juga berkontribusi pada kesehatan bayi. Buah-buahan dan sayuran menjadi sumber utama vitamin dan mineral. Pilih makanan yang beragam untuk memastikan bayi mendapatkan semua kebutuhan nutrisinya.
“Simak juga: Andika-Hendi Cabut Gugatan, MK Tidak Lanjutkan Sengketa Pilgub Jateng”
Kebersihan dan kehieinis dalam pemberian MPASI menjadi perhatian utama. Semua peralatan makan bayi harus dalam kondisi steril. Ini meliputi sendok, piring, dan botol. Makanan yang diberikan juga harus dimasak hingga benar-benar matang. Hindari memberikan makanan mentah seperti telur setengah matang atau daging mentah. Proses pencucian tangan sebelum menyiapkan makanan sangat penting. Pastikan tangan bersih dari kotoran atau bakteri. Gunakan air matang untuk memasak makanan bayi. Penggunaan air yang tidak matang dapat meningkatkan risiko infeksi pada bayi. Kontaminasi makanan adalah salah satu penyebab diare pada bayi.
MPASI yang higienis membantu mencegah berbagai penyakit pada bayi. Gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pencernaan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan. Selain itu, makanan yang bersih juga lebih aman untuk dikonsumsi bayi yang sistem imunnya masih berkembang.
Tekstur MPASI harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan bayi. Bayi usia enam bulan biasanya membutuhkan makanan dengan tekstur halus. Misalnya, bubur atau puree yang mudah ditelan. Bayi pada usia ini belum memiliki kemampuan untuk mengunyah makanan yang lebih kasar. Seiring bertambahnya usia, tekstur MPASI dapat ditingkatkan. Bayi usia sembilan bulan dapat mulai diberikan makanan yang lebih padat, seperti nasi lembek atau sayuran cincang halus. Pada usia satu tahun, bayi biasanya sudah mampu mengunyah makanan yang lebih padat.
Memberikan tekstur yang tidak sesuai dapat menyebabkan bayi menolak makanan. Bayi yang tidak nyaman dengan tekstur makanan mungkin menjadi sulit makan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan perkembangan kemampuan makan bayi. Setiap bayi memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda.