Maladewa Larang Generasi Muda Merokok: Langkah Berani Menuju Masa Depan Sehat
TrenHarapan – Pemerintah Maladewa resmi memberlakukan larangan merokok bagi siapa pun yang lahir setelah tahun 2007. Kebijakan ini menjadi langkah besar negara kepulauan itu dalam menciptakan generasi bebas rokok. Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan Maladewa menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan membangun masa depan yang lebih sehat serta mengurangi angka kecanduan tembakau di kalangan muda. “Individu yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2007 dilarang membeli, menggunakan, maupun menjual produk tembakau di Maladewa,” bunyi pernyataan resmi yang dikutip dari The Guardian. Aturan ini mencakup semua jenis produk tembakau, termasuk rokok elektrik dan vaping. Setiap penjual wajib memverifikasi usia pembeli, bahkan bagi wisatawan yang datang ke Maladewa.
Visi Presiden Mohamed Muizzu untuk Generasi Bebas Rokok
Kebijakan ambisius ini bermula dari inisiatif Presiden Mohamed Muizzu pada awal 2025. Ia menilai bahwa kebiasaan merokok telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan publik dan produktivitas masyarakat muda. Usulan tersebut kemudian dibahas dalam rapat kabinet pada 13 April 2025 dan disepakati sebagai bagian dari strategi nasional melawan kecanduan tembakau. Pemerintah juga menaikkan batas usia legal untuk merokok, dari 18 menjadi 21 tahun, serta memperketat regulasi penjualan produk tembakau. Sejak 15 November 2025, Maladewa juga resmi melarang impor rokok elektrik dan produk vaping. Langkah-langkah ini menegaskan keseriusan pemerintah dalam melindungi warganya dari bahaya tembakau dan mendorong gaya hidup lebih sehat bagi generasi muda.
“Baca Juga : Vaksin RSV untuk Ibu Hamil: Perlindungan Awal bagi Bayi dari Infeksi Pernapasan”
Membangun Kesadaran Kesehatan dan Gaya Hidup Baru

Larangan merokok ini bukan hanya peraturan, melainkan gerakan sosial yang mengubah perilaku masyarakat. Selama beberapa tahun terakhir, Maladewa mencatat peningkatan kasus penyakit pernapasan dan kanker yang berkaitan dengan rokok. Melalui kebijakan baru ini, pemerintah berharap dapat menurunkan angka tersebut secara signifikan. Kementerian Kesehatan meluncurkan kampanye edukatif tentang bahaya tembakau dan manfaat berhenti merokok. Program ini menjangkau sekolah, tempat kerja, hingga komunitas wisata. “Kami ingin generasi muda memahami bahwa merokok bukan gaya hidup, tetapi ancaman bagi masa depan mereka,” ujar salah satu pejabat kesehatan setempat. Dukungan masyarakat menjadi kunci agar Maladewa sukses menjadi contoh negara bebas rokok di masa depan.
Sanksi Tegas bagi Pelanggar dan Penjual Nakal
Pemerintah Maladewa menegaskan bahwa kebijakan ini akan disertai sanksi tegas bagi pelanggar. Penjual yang tetap menjual produk tembakau kepada generasi setelah 2007 akan didenda 3.200 dolar AS atau sekitar Rp 53 juta. Sementara pengguna rokok elektrik atau vape dapat dikenai denda hingga 320 dolar AS (sekitar Rp 5,3 juta). Langkah ini diambil untuk memastikan kepatuhan di lapangan dan mencegah pelanggaran. Selain pengawasan dari aparat, pemerintah juga menggandeng sektor pariwisata dan hotel untuk menerapkan sistem verifikasi usia bagi wisatawan. Dengan cara ini, Maladewa berharap dapat menekan penjualan ilegal sekaligus memperkuat citra sebagai destinasi wisata sehat dan ramah lingkungan.
Dampak terhadap Wisatawan dan Industri Pariwisata
Sebagai negara yang sangat bergantung pada pariwisata, kebijakan larangan merokok sempat menimbulkan perdebatan. Namun, pemerintah memastikan bahwa aturan ini tidak akan mengganggu kenyamanan wisatawan. Pengunjung yang lahir sebelum 2007 tetap diperbolehkan merokok, selama mengikuti aturan area yang telah disediakan. “Kami tidak melarang wisatawan dewasa, tetapi kami ingin melindungi generasi baru dari kebiasaan berisiko,” ujar juru bicara Kementerian Pariwisata. Beberapa hotel dan resor bahkan menyambut baik kebijakan ini dengan memperluas area bebas asap rokok. Mereka juga menghadirkan program kesehatan seperti yoga dan spa detoks. Dengan pendekatan ini, Maladewa berupaya menyeimbangkan antara kesehatan publik dan keberlanjutan pariwisata.
“Simak Juga : Mobil Berlogo BGN Angkut Ayam dan Babi, Badan Gizi Nasional Ambil Langkah Hukum”
Tren Global: Dunia Menuju Generasi Bebas Rokok
Langkah Maladewa mencerminkan tren global menuju dunia tanpa rokok. Inggris, misalnya, sedang membahas undang-undang serupa untuk melarang generasi muda membeli rokok. Sementara Selandia Baru sempat menerapkan kebijakan “generational smoking ban” pada 2023, meski akhirnya mencabutnya setahun kemudian karena alasan ekonomi. Meski demikian, Maladewa tetap berkomitmen melanjutkan visinya. Para pengamat menilai, kebijakan ini bisa menjadi tonggak sejarah kesehatan masyarakat dunia. Jika diterapkan konsisten, Maladewa berpotensi menjadi contoh sukses bahwa perubahan besar dimulai dari kebijakan berani yang berpihak pada masa depan.
Harapan Baru untuk Generasi Tanpa Asap Rokok
Bagi warga Maladewa, kebijakan ini membawa harapan besar. Para orang tua kini lebih tenang karena anak-anak mereka tumbuh di lingkungan yang sehat. Pemerintah juga menyiapkan layanan konseling berhenti merokok dan program kesehatan mental bagi remaja. Sekolah ikut berperan dengan menambahkan materi bahaya rokok dalam kurikulum. Kebijakan ini tidak sekadar pelarangan, tetapi upaya membangun budaya sadar kesehatan sejak dini. Di tengah dunia modern yang terus berubah, Maladewa memilih berpihak pada kehidupan menciptakan generasi tanpa asap rokok yang sehat dan berdaya.


