Limbah Rumah Tangga Jadi Penyebab Kali Sunter Berbusa

Limbah Rumah Tangga Jadi Penyebab Kali Sunter Berbusa

TrenHarapan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta angkat bicara mengenai fenomena munculnya busa putih di aliran Kali Sunter, Jakarta Utara. Kepala DLH DKI, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa penyebab utama bukan berasal dari limbah berbahaya, melainkan dari aktivitas sehari-hari masyarakat. “Itu dari limbah rumah tangga dan industri kecil seperti laundry,” ujarnya pada Selasa (26/8/2025).

Menurut Asep, detergen yang digunakan saat mencuci masuk ke saluran air, lalu mengalir ke sungai. Ketika terjadi turbulensi, misalnya saat pintu air dibuka atau pompa dinyalakan, kandungan surfaktan dalam detergen menghasilkan busa yang kemudian meluap ke permukaan sungai.

Hasil Pemeriksaan Awal Kualitas Air

DLH juga menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan awal terhadap air di lokasi menunjukkan adanya kandungan organik dan surfaktan. Kandungan ini menjadi indikator utama adanya pencemaran ringan dari bahan kimia rumah tangga. Aktivitas pompa di Rumah Pompa Polder Pulomas 1 dan Pulomas 2 memperparah kondisi, memicu terbentuknya busa dalam jumlah besar di aliran Kali Sunter.

“Baca Juga : Awas, 5 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Bisa Bikin Rambut Rontok”

Langkah Penanganan oleh DLH DKI Jakarta

Sebagai langkah cepat, DLH menerapkan metode high pressure spraying untuk mengurai busa. Sumber pencemaran ditelusuri di sekitar Situ Ria Rio, yang menjadi titik awal aliran menuju Kali Sunter. Selain itu, pemerintah juga memasang kubus apung di hilir outlet pompa sebagai upaya pencegahan penyebaran busa lebih lanjut.

Target Penanganan dan Koordinasi Jangka Panjang

Asep menyampaikan bahwa kubus apung dipasang dalam radius 100 meter dari outlet pompa, dan ditargetkan selesai pada 30 Agustus 2025. Untuk solusi jangka panjang, DLH akan bekerja sama dengan Jakpro selaku pengelola kawasan Situ Ria Rio guna melakukan penataan dan pengendalian kualitas air lebih efektif.

“Simak Juga : Ganda Putra RI Butuh Proses Regenerasi, Kata Marcus Gideon”

Kesadaran Publik Jadi Kunci Pencegahan

Masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam penggunaan detergen dan membuang limbah domestik. Meski tampak sepele, limbah rumah tangga berperan besar dalam pencemaran air, terutama jika tidak ditangani secara kolektif. Kolaborasi antara warga, industri kecil, dan pemerintah akan sangat menentukan keberhasilan menjaga kebersihan sungai.

Upaya DLH Menuju Lingkungan Bersih

DLH DKI Jakarta menegaskan komitmennya dalam menangani kasus seperti ini secara tuntas dan berkelanjutan. Tidak hanya menindak, tapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga. Dengan langkah cepat, kolaboratif, dan berbasis data, diharapkan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.