Tren Harapan – Cuka apel menjadi salah satu bahan alami yang sering digunakan dalam perawatan wajah. Berbagai klaim menyebutkan bahwa cairan ini dapat membuat kulit lebih glowing, mengatasi jerawat, hingga menyeimbangkan pH kulit. Tapi, apakah benarnya hanya membawa manfaat, atau ada risiko yang mengintai?
“Baca Juga : KUR atau Pinjol? Agar Lebih Aman, Simak Rekomendasinya”
Bahan ini mengandung asam alfa-hidroksi (AHA) yang mampu mengangkat sel-sel kulit mati. Selain itu, sifat antibakteri dan antijamur alaminya dipercaya dapat membantu membersihkan pori-pori dari kotoran serta mengurangi peradangan. Tak heran, cuka apel sering dianggap sebagai solusi serbaguna untuk kulit wajah.
Sebagai toner alami, cuka apel biasanya diencerkan terlebih dahulu. Perbandingan yang umum adalah satu bagian dan dua hingga tiga bagian air. Campuran ini diaplikasikan pada wajah menggunakan kapas. Selain itu, ada juga yang menambahkannya ke dalam masker wajah berbahan dasar tanah liat untuk efek detoksifikasi.
“Simak juga: Oppo Find X8 Pro Buktikan Kekuatan dengan Skor Fantastis”
Namun, penggunaan cuka apel tidak boleh sembarangan. Pada kulit sensitif, asam dalamnya dapat menyebabkan iritasi. Oleh karena itu, selalu lakukan tes patch sebelum menggunakannya pada wajah secara keseluruhan.
Kandungan eksfoliator alaminya membantu menghilangkan lapisan kulit kusam, membuat wajah terlihat lebih cerah dan glowing.
Berkat sifat antibakterinya, cuka apel dikatakan mampu melawan bakteri penyebab jerawat.
Penggunaan rutin dapat membantu mengecilkan tampilan pori-pori, memberikan kesan kulit lebih halus.
Penggunaan cuka apel tanpa panduan yang tepat bisa menjadi bumerang. Beberapa kasus menunjukkan kulit menjadi terlalu kering, merah, bahkan luka bakar ringan akibat konsentrasi asam yang terlalu tinggi. Selain itu, reaksi alergi pada sebagian orang juga bisa terjadi, terutama jika kulitnya sangat sensitif.
Tidak semua orang dapat merasakan manfaat cuka apel. Bagi mereka dengan kulit sensitif atau cenderung kering, mungkin terlalu keras. Sebaliknya, kulit berminyak dan berjerawat cenderung lebih toleran terhadap bahan ini, asalkan digunakan dengan hati-hati.