Trendharapan – Xi Jinping, Presiden China, tidak hadir dalam KTT BRICS di Brasil. Ini pertama kalinya ia absen dari forum penting tersebut. Padahal, selama ini ia dikenal sebagai tokoh kunci dalam penguatan BRICS secara global.
“Baca juga : Stabilitas Harga Minyak Dunia Pasca Redanya Tensi Timur Tengah “
BRICS kini tak hanya beranggotakan lima negara awal. Kelompok ini telah berkembang, mencakup Indonesia, Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Penambahan ini membawa tantangan baru, termasuk soal keselarasan visi dan strategi.
KTT BRICS berlangsung di tengah tenggat waktu dari Presiden AS Donald Trump. Negara anggota harus segera merespons ancaman tarif baru. Ini membuat forum di Rio de Janeiro menjadi sangat penting.
Xi tidak datang langsung, tapi mengirim Perdana Menteri Li Qiang sebagai wakil. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin hanya hadir secara daring. Ia menghindari risiko penangkapan karena statusnya di Pengadilan Kriminal Internasional.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto turut hadir dalam KTT. Ini menjadi debutnya dalam forum BRICS. Ia membawa misi Indonesia sebagai jembatan dialog global dalam isu-isu strategis.
Brasil kembali mengangkat isu pentingnya sistem pembayaran lintas negara. Tujuannya untuk kurangi ketergantungan pada dolar AS. Namun, ide peluncuran mata uang BRICS belum menjadi prioritas utama tahun ini.
Tidak hadirnya Xi dan Putin menjadi ujian serius bagi BRICS. Kelompok ini harus tetap solid di tengah krisis global. Keputusan penting tetap harus diambil meski tidak semua pemimpin hadir secara fisik.