Tren Harapan – Kartu kredit menjadi alat pembayaran yang sangat praktis bagi para traveler. Namun, kemudahan ini juga membawa risiko, salah satunya adalah ancaman peretasan. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pencurian data kartu kredit semakin marak, terutama pada wisatawan yang sering menggunakan jaringan internet publik atau bertransaksi di tempat yang kurang aman. Bagaimana cara melindungi diri dari ancaman peretasan kartu kredit? Berikut penjelasannya.
Traveler sering menjadi target empuk bagi peretas karena berbagai alasan. Pertama, mereka cenderung sering menggunakan Wi-Fi publik di bandara, hotel, atau kafe untuk mengakses internet. Wi-Fi publik sering kali tidak dilengkapi dengan pengamanan yang memadai, sehingga data yang dikirimkan melalui jaringan tersebut dapat dengan mudah diakses oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kedua, banyak traveler yang tidak waspada saat bertransaksi di tempat-tempat yang kurang terpercaya. Misalnya, mereka mungkin menggunakan kartu kredit di mesin EDC yang telah dimodifikasi untuk mencuri informasi kartu. Selain itu, traveler juga cenderung lengah dalam memantau aktivitas transaksi pada kartu kredit mereka, terutama saat sibuk menikmati liburan.
“Baca Juga: Realme 14x 5G, Smartphone dengan Perlindungan IP69”
Agar terhindar dari ancaman peretasan, traveler perlu mengambil langkah-langkah berikut:
Saat menggunakan internet di tempat umum, selalu gunakan layanan VPN (Virtual Private Network). VPN mengenkripsi data yang dikirimkan dari perangkat Anda, sehingga sulit diakses oleh peretas. Dengan VPN, Anda dapat berselancar di internet dengan lebih aman, meskipun menggunakan Wi-Fi publik.
Pastikan kartu kredit Anda dilengkapi dengan layanan notifikasi transaksi melalui SMS atau email. Dengan demikian, Anda dapat segera mengetahui jika ada transaksi mencurigakan yang dilakukan menggunakan kartu Anda. Jika terjadi aktivitas yang tidak dikenal, segera hubungi pihak bank untuk memblokir kartu.
Sebisa mungkin, hindari menggunakan Wi-Fi publik untuk melakukan transaksi keuangan. Jika harus bertransaksi, gunakan data seluler Anda sendiri yang lebih aman. Wi-Fi publik cenderung rentan terhadap serangan man-in-the-middle, di mana peretas dapat mencuri data yang Anda kirimkan.
Saat bepergian, tidak perlu membawa semua kartu kredit Anda. Bawa hanya satu atau dua kartu yang benar-benar diperlukan. Hal ini tidak hanya mengurangi risiko kehilangan kartu, tetapi juga memudahkan Anda memantau aktivitas transaksi pada kartu tersebut.
Jika memungkinkan, gunakan dompet digital seperti Apple Pay, Google Pay, atau sejenisnya untuk transaksi. Dompet digital biasanya memiliki sistem keamanan yang lebih canggih dibandingkan kartu fisik, seperti enkripsi dan otentikasi biometrik.
Para peretas sering menggunakan berbagai modus untuk mencuri data kartu kredit traveler. Salah satu modus yang umum adalah pemasangan alat skimming pada mesin ATM atau EDC. Alat ini dapat membaca informasi dari strip magnetik kartu kredit dan menyimpannya untuk digunakan secara ilegal.
Selain itu, ada juga modus phishing, di mana peretas mengirimkan email atau pesan teks yang tampak resmi dari bank atau merchant. Pesan ini biasanya berisi tautan yang meminta Anda memasukkan informasi kartu kredit. Pastikan Anda selalu berhati-hati terhadap pesan semacam ini dan periksa sumbernya sebelum memberikan informasi pribadi.
Jika Anda menduga kartu kredit Anda telah diretas, segera ambil langkah berikut:
Perjalanan seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan momok yang menimbulkan kekhawatiran. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, Anda dapat menjaga keamanan informasi keuangan Anda selama perjalanan. Ingat, kewaspadaan adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman peretasan kartu kredit.
Dengan semakin majunya teknologi, modus kejahatan pun terus berkembang. Oleh karena itu, jangan pernah lengah dan selalu pastikan data Anda terlindungi saat bepergian.