Mengurai Citra “Old Money” vs “Orang Kaya Baru”

Mengurai Citra “Old Money” vs “Orang Kaya Baru”

TrenHarapan – Ketika mendengar istilah old money, gambar yang terlintas seringkali adalah keluarga kaya warisan yang sudah mapan tak lagi mengejar uang, melainkan mempertahankannya. Sebaliknya, orang kaya baru (OKB) sering dibayangkan sebagai individu yang tiba-tiba meraih kekayaan, mungkin lewat bisnis digital atau investasi berisiko, dan kadang dianggap “kasar” oleh kalangan tradisional. Namun, di balik stereotip itu terdapat pelajaran berharga: membangun kekayaan dari nol memberi kita kesempatan mempelajari prinsip-prinsip uang yang sesungguhnya prinsip yang oleh generasi old money sudah dijalankan selama bertahun‑tahun. Dalam artikel ini, saya akan membagikan beberapa prinsip keuangan ala old money yang bisa kita teladani untuk mempertahankan dan mengembangkan kekayaan.

Membedakan Biaya Semu dan Nilai Nyata

Salah satu ciri khas old money adalah kemampuan membedakan antara sekadar biaya dan nilai jangka panjang. Mereka enggan membeli barang mewah yang cepat rusak hanya demi citra lebih memilih barang yang tahan lama dan punya nilai guna tinggi. Misalnya, dibanding mobil sport yang mahal biaya perawatannya, mereka akan memilih kendaraan klasik atau bermerek mapan yang suku cadangnya masih mudah dicari. Dengan demikian, pengeluaran menjadi investasi bukan beban. Bagi saya, pendekatan ini sangat bijak: saat kita membeli untuk kualitas dan daya tahan, uang yang keluar terasa lebih ‘berarti’.

“Baca Juga : Pulau Bali Dinobatkan Sebagai Pulau Terbaik di Asia 2025, Wisata Dunia Kembali Tertuju ke Indonesia”

Menabung Rasional dan Keamanan Cadangan

Generasi old money hampir selalu menjaga cadangan tabungan dalam bentuk likuid dan aman bukan sekadar aset spekulatif. Mereka memahami bahwa likuiditas penting untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi. Saat banyak orang tergoda menanam semua dana ke dalam aset berisiko tinggi, mereka tetap menjaga bagian dana darurat yang cukup. Analogi saya: seperti perahu yang memiliki sekoci cadangan ketika menghadapi badai. Dengan modal cadangan, Anda tidak “goyah” ketika badai ekonomi datang.

Berinvestasi Lebih Banyak pada Aset Nyata

Prinsip klasik yang tak lekang oleh waktu: old money menaruh kepercayaan pada aset nyata (real assets). Tanah, properti, harta benda berkualitas, dan karya seni adalah contoh investasi yang bisa diwariskan. Kenapa? Karena nilai riilnya sukar dipalsukan dan lebih tahan inflasi. Sedangkan aset hanya digital atau spekulatif terkadang mudah ‘menguap’ dalam guncangan pasar. Saya percaya, kombinasi aset nyata dan portofolio modern bisa menjadi fondasi investasi yang lebih kokoh.

Stabilitas Emosional dalam Keputusan Keuangan

Salah satu kelemahan OKB adalah terbawa emosi pasar membeli saat harga naik ekstrem, menjual saat panik. Old money berbeda: mereka membuat keputusan finansial dengan kepala dingin, tidak ikut arus hype jangka pendek. Mereka tahu bahwa kekayaan jangka panjang lahir dari konsistensi dan kesabaran. Bagi saya, pengelolaan emosi inilah yang menjadi pembeda utama antara investor sukses dan yang sekadar ikut-ikutan.

Menjaga Kehidupan Pribadi dari Paparan Publik

Tak sedikit OKB yang memamerkan kekayaan secara berlebihan di media sosial. Old money, justru cenderung menjaga privasi finansial mereka. Mereka tahu bahwa eksposur bisa membawa risiko mulai dari pencurian hingga tekanan sosial. Mereka hidup dengan rendah hati dan menghindari pamer kekayaan yang berlebihan. Saya yakin bahwa salah satu indikator kematangan keuangan adalah kesediaan untuk tidak selalu menunjukkan apa yang kita punya.

“Simak Juga : Disrupsi Digital Ubah Wajah Industri Keuangan dan Asuransi di Indonesia”

Mengembangkan Generasi Penerus dengan Edukasi Finansial

Bukan hanya soal memiliki uang, generasi old money biasanya menanamkan pengetahuan keuangan ke anak cucu mereka sejak dini. Mereka membalik paradigma bahwa kekayaan diwariskan hanya dalam bentuk harta; tetapi lebih pada pemahaman bagaimana uang bekerja. Jika anak atau generasi baru tidak belajar cara mempertahankan dan mengelola, kekayaan bisa habis dalam satu generasi. Saya melihat bahwa edukasi adalah warisan tak ternilai yang lebih tahan lama daripada aset.

Kesimpulan dan Ajakan Tindakan

Anda mungkin tidak lahir ke dalam keluarga kaya warisan namun prinsip old money ini bisa dicontoh. Dengan membedakan biaya dan nilai, menjaga likuiditas, berinvestasi di aset nyata, stabil secara emosional, menjaga privasi, dan mendidik generasi berikutnya, Anda membangun fondasi keuangan jangka panjang. Kenyataan kekayaan bukan hanya soal angka di rekening, melainkan tentang perlakuan terhadap uang dan visi kita terhadap masa depan.