Tren Harapan – BRICS adalah akronim dari lima negara berkembang dengan perekonomian besar, yaitu Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, politik, dan sosial di antara negara-negara anggota BRICS salah satunya adalah Indonesia. Dengan fokus pada penguatan hubungan antarnegara berkembang, BRICS telah menjadi kekuatan besar dalam memengaruhi dinamika ekonomi global.
Keanggotaan BRICS dianggap penting karena organisasi ini menawarkan platform alternatif bagi negara-negara berkembang untuk membahas isu global di luar pengaruh negara-negara Barat. Selain itu, BRICS juga memiliki New Development Bank (NDB) yang dirancang untuk mendukung pembiayaan pembangunan di negara-negara anggota. Dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh, posisi Indonesia di panggung internasional diprediksi akan semakin kuat.
Perjalanan Indonesia untuk menjadi anggota penuh BRICS tidak terjadi dalam semalam. Proses ini melibatkan negosiasi panjang dan pengakuan atas peran strategis Indonesia dalam ekonomi global. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, telah lama menjadi perhatian BRICS karena potensinya dalam mendukung agenda organisasi tersebut.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia telah menjalin hubungan erat dengan negara-negara anggota BRICS melalui berbagai forum internasional, termasuk G20. Dengan latar belakang tersebut, undangan untuk menjadi anggota penuh BRICS pada akhirnya diberikan pada awal tahun 2025. Pemerintah Indonesia menyambut baik keanggotaan ini sebagai peluang untuk memperluas kerja sama internasional dan memperkuat posisi ekonomi nasional.
Namun, keputusan ini juga disertai dengan berbagai tantangan, termasuk penyesuaian kebijakan domestik agar sejalan dengan visi dan misi BRICS. Pemerintah perlu memastikan bahwa langkah ini akan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional.
“Baca Juga: Utang Paylater Rp30,3 Triliun, Bagaimana Dampaknya?”
Salah satu manfaat utama keanggotaan BRICS adalah akses ke New Development Bank (NDB). Bank ini menawarkan alternatif pembiayaan bagi proyek infrastruktur dan pembangunan tanpa syarat ketat yang sering diterapkan oleh lembaga keuangan internasional lainnya. Dengan bergabungnya Indonesia, proyek-proyek strategis seperti pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, dan pelabuhan dapat memperoleh pendanaan yang lebih mudah.
Selain itu, keanggotaan BRICS juga membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dengan negara-negara anggotanya. Sebagai contoh, Tiongkok dan India, yang merupakan anggota BRICS, sudah menjadi mitra dagang utama Indonesia. Dengan keanggotaan penuh, hambatan perdagangan diharapkan dapat berkurang, sehingga ekspor Indonesia, terutama di sektor komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan karet, dapat meningkat.
Tidak hanya itu, BRICS juga dapat menjadi platform bagi Indonesia untuk menarik investasi langsung dari negara-negara anggota lainnya. Dengan dukungan jaringan global yang dimiliki BRICS, Indonesia memiliki peluang untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Meskipun menawarkan banyak manfaat, keanggotaan BRICS juga membawa tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama adalah persaingan dengan negara anggota lain dalam mendapatkan perhatian dan sumber daya dari organisasi tersebut. Sebagai negara anggota baru, Indonesia perlu memastikan bahwa suaranya didengar dan kebutuhannya diperhatikan.
Selain itu, hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat juga perlu dikelola dengan hati-hati. Keanggotaan BRICS dapat memengaruhi hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang mungkin melihat BRICS sebagai pesaing geopolitik. Pemerintah perlu menyeimbangkan hubungan ini agar tidak menimbulkan dampak negatif pada perdagangan dan investasi.
Tantangan lain adalah memastikan bahwa manfaat ekonomi dari keanggotaan BRICS benar-benar dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang inklusif, sehingga semua lapisan masyarakat dapat merasakan dampak positif dari integrasi ekonomi yang lebih dalam.
“Simak Juga: Pay later Diperketat OJK: Upaya Perlindungan Konsumen dan Stabilitas Industri Keuangan”
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS diprediksi akan membawa dampak jangka panjang yang signifikan, baik bagi negara itu sendiri maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, Indonesia dapat memanfaatkan platform ini untuk memperkuat posisi tawar di panggung internasional. Sebagai negara dengan populasi besar dan sumber daya alam melimpah, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain kunci dalam organisasi ini.
Bagi BRICS, bergabungnya Indonesia akan memperkuat pengaruh organisasi ini di Asia Tenggara, sebuah kawasan yang dianggap strategis dalam dinamika geopolitik global. Keanggotaan Indonesia juga memberikan BRICS keunggulan tambahan dalam upaya mereka untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih multipolar.
Namun, keberhasilan jangka panjang ini sangat tergantung pada sejauh mana Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang diberikan oleh keanggotaan BRICS. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi peserta pasif, tetapi juga kontributor aktif dalam organisasi ini.