Trenharapan – Tikus merupakan salah satu hewan penyebar penyakit yang sering tinggal di lingkungan manusia.
Tikus memang sering terlihat berada di sekitar lingkungan manusia. Namun, kehadiran hewan ini tidak bisa dianggap remeh. Tikus merupakan salah satu hewan pembawa penyakit berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia. Berbagai penyakit seperti leptospirosis, rat bite fever, hingga virus Hanta dapat menyebar melalui tikus yang terinfeksi. Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi adanya delapan kasus penyakit hemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) yang disebabkan oleh virus Hanta.
“Baca juga : Wabah yang Mengguncang Dunia “
Virus Hanta bukan sekadar flu biasa. Penyakit ini dapat memicu sejumlah gejala serius seperti mual, ruam, sakit kepala, hingga nyeri punggung. Pada kasus yang lebih berat, infeksi virus ini bisa mengganggu sistem saraf serta pencernaan. Hal ini menjadikannya ancaman serius yang perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Kelelawar bukan hanya hewan malam biasa. Hewan ini ternyata menjadi sumber dari banyak virus mematikan seperti Ebola, Coronavirus, dan Nipah. Virus Nipah, contohnya, dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh kelelawar seperti air liur atau urine. Bahkan, WHO mencatat bahwa virus ini pertama kali menyebar dari kelelawar ke babi sebelum akhirnya menginfeksi manusia.
Babi dapat menyebarkan penyakit serius seperti flu babi dan leptospirosis. Virus H1N1, yang dikenal sebagai flu babi, sangat mudah menyebar melalui droplet udara atau kontak langsung. Gejalanya menyerupai flu biasa, namun bisa berkembang menjadi lebih serius pada individu dengan imunitas lemah.
Unggas seperti ayam juga menyimpan potensi penularan flu burung. Virus influenza A (H5N1) dan (H7N9) bisa menular ke manusia melalui kontak langsung atau konsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar. Gejalanya bervariasi, mulai dari demam, batuk, hingga sesak napas yang memburuk.
Sapi bukan hanya sumber protein, tapi juga bisa menjadi pembawa antraks. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan bisa ditularkan lewat konsumsi produk hewani atau kontak dengan spora antraks. Gejala yang muncul bisa menyerupai flu, namun bisa berkembang menjadi kondisi serius jika menyerang saluran pencernaan atau kulit.
Rabies masih menjadi ancaman nyata yang datang dari hewan peliharaan seperti anjing. Virus ini menyerang sistem saraf pusat dan menyebar melalui gigitan atau liur dari hewan yang terinfeksi. Selain anjing, rabies juga bisa dibawa oleh kucing, kelelawar, hingga musang. Gejalanya mencakup demam, kesemutan, hingga ketakutan terhadap air sebelum kematian.
Mengetahui risiko dari hewan-hewan pembawa penyakit adalah langkah pertama untuk melindungi diri. Edukasi dan kebersihan lingkungan menjadi kunci penting dalam pencegahan. Menghindari kontak langsung dengan hewan liar dan menjaga kebersihan makanan serta tempat tinggal dapat menekan risiko infeksi secara signifikan.