Tren Harapan – Aktor dan pebasket Denny Sumargo menyampaikan permintaan maafnya kepada masyarakat Suku Bugis Makassar setelah dilaporkan oleh pengacara Farhat Abbas ke polisi atas dugaan ujaran kebencian terhadap suku tersebut. Dalam pernyataannya, Densu menegaskan bahwa permasalahan ini murni merupakan konflik pribadi dengan Farhat Abbas dan tidak ada hubungannya dengan suku atau kelompok etnis tertentu.
Kasus ini bermula ketika Denny mendatangi Farhat untuk mengklarifikasi pernyataan “Hajar” yang dilontarkan oleh sang pengacara. Kata tersebut memicu ketegangan di antara keduanya, hingga akhirnya mereka terlibat dalam diskusi mengenai budaya Bugis Makassar, yang di dalamnya muncul konsep “Siri’na Pacce” dan ungkapan “Cabut Pedangmu”.
Siri’na Pacce merupakan nilai budaya yang bermakna harga diri dan rasa peduli yang mendalam terhadap sesama. Sementara, “Cabut Pedangmu” adalah ekspresi dalam budaya Bugis Makassar yang menunjukkan keteguhan hati dan tekad untuk menyelesaikan permasalahan.
Demi menyelesaikan polemik ini dan menunjukkan itikad baik. Denny Sumargo mendatangi Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Turatea Jeneponto Pilar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP-KKT Jeneponto Pilar KKSS). Langkah ini diambil Denny untuk meredam potensi konflik yang dapat meluas, sekaligus sebagai wujud penghormatan terhadap masyarakat Bugis Makassar. Ia berharap permintaan maafnya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
“Apa yang sudah terjadi bisa diredam dengan baik dan menurut saya ini yang kita cari, yaitu kedamaian di negara NKRI agar tidak terpecah belah,” ujar Denny di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/11/2024). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa ia berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan menghindari terjadinya perpecahan akibat kesalahpahaman.
“Baca Juga: Denny Sumargo Resmi Dipenjarakan Farhat Abbas, Densu Akui Tak Takut Sedikitpun”
Denny Sumargo, yang dikenal dengan julukan “Pebasket Sombong”, juga menegaskan bahwa ia tidak pernah berniat merendahkan Suku Bugis Makassar dalam ucapannya kepada Farhat Abbas. Sebagai seseorang yang lahir dan besar di Makassar, ia mengaku memiliki hubungan emosional yang kuat dengan masyarakat dan budaya Makassar.
“Saya lahir dan besar di Makassar. Jadi, tidak mungkin saya bermaksud merendahkan masyarakat atau budaya Bugis Makassar. Jika ada yang merasa tersinggung, saya dengan rendah hati meminta maaf,” kata Denny Sumargo.
Sebelumnya, laporan Farhat Abbas telah mengundang perhatian publik, khususnya masyarakat Bugis Makassar. Namun, Denny memastikan bahwa masalah ini adalah urusan pribadi antara dirinya dan Farhat, tanpa bermaksud menyeret kelompok masyarakat mana pun. Ia merasa perlu mengklarifikasi persoalan ini agar tidak ada kesalahpahaman yang meluas.
Permintaan maaf yang disampaikan Densu mendapat tanggapan positif dari beberapa pihak yang mengapresiasi langkahnya dalam menyelesaikan konflik ini dengan pendekatan damai. Bagi Denny, menjaga hubungan baik dengan masyarakat Bugis Makassar dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan adalah prioritas. Ia berharap dengan adanya klarifikasi ini, masyarakat tidak lagi merasa tersinggung atau dirugikan oleh pernyataan yang terlontar dalam permasalahannya dengan Farhat Abbas.
Perselisihan antara Denny dan Farhat Abbas adalah salah satu dari sekian banyak konflik yang mendapat perhatian media. Namun, sikap Denny yang memilih untuk menyelesaikan masalah dengan cara damai dan menjaga keutuhan bangsa patut diapresiasi. Ia mengingatkan bahwa perbedaan pendapat atau perselisihan pribadi seharusnya tidak membawa dampak buruk bagi persatuan dan kesatuan Indonesia.
Melalui klarifikasinya, Denny berharap bahwa masyarakat dapat memahami bahwa permasalahan ini tidak lebih dari perselisihan personal. “Saya ingin masyarakat paham, ini hanya masalah pribadi antara saya dan Farhat, dan saya tidak pernah punya niat untuk mengadu domba atau membuat keretakan di tengah masyarakat,” tegasnya.
Dengan permintaan maaf yang telah disampaikan. Denny Sumargo berharap kasus ini bisa berakhir dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap hubungan antarmasyarakat di Indonesia, khususnya bagi masyarakat Bugis Makassar.
“Simak Juga: Ammar Zoni Curhat Ditinggal Nikah Irish Bella: “Aku Tak Punya Siapa-Siapa Lagi”