Timnas Indonesia Dianggap Pupuk Bawang, Tapi Sepak Bola Bukan Matematika

Timnas Indonesia Dianggap Pupuk Bawang, Tapi Sepak Bola Bukan Matematika

TrenHarapan – Dalam bursa persaingan Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, posisi Timnas Indonesia terlihat paling lemah di atas kertas. Ranking FIFA per 18 September 2025 menempatkan Indonesia di posisi 119, jauh di bawah Irak (58) dan Arab Saudi (59). Ini membuat publik dan pengamat sepak bola mulai meragukan kans Garuda lolos ke putaran final. Bahkan muncul pameo bahwa Indonesia hanya jadi “pupuk bawang” alias pelengkap saja. Tokoh sepak bola nasional, Dali Tahir, mengatakan bahwa peringkat FIFA adalah cerminan nyata dari prestasi. Rangking itu tidak dibuat sembarangan, melainkan hasil dari perhitungan koefisien yang sangat sistematis dan transparan. Maka wajar bila banyak yang meragukan Indonesia bisa berbicara banyak dalam babak ini.

Jangan Lupa, Sepak Bola Bukan Matematika

Meski statistik dan data sering menjadi rujukan dalam menilai kekuatan tim, Dali Tahir mengingatkan satu hal penting: sepak bola bukan matematika. Dalam sepak bola, tak selalu angka besar mengalahkan angka kecil. Banyak kejadian di mana tim yang secara statistik lebih lemah justru menang secara mengejutkan. Menurut Dali, sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah menumbangkan tim-tim kuat seperti Bahrain, China, bahkan Arab Saudi di masa lalu. Itu semua terjadi karena semangat dan determinasi luar biasa para pemain. Maka, meski berada di posisi bawah, bukan tidak mungkin Jay Idzes dan rekan-rekan bisa membuat kejutan di laga melawan Irak dan Arab Saudi. Dalam bola, satu gol saja bisa mengubah segalanya.

“Baca Juga : Wayne Rooney Ungkap Masalah Utama Liverpool Usai Kalah dari Chelsea”

Optimisme Harus Dijaga, Meski Realita Berat

Publik boleh realistis, tapi jangan hilang harapan. Dali Tahir mengajak masyarakat untuk tetap percaya dan memberi dukungan kepada Timnas. Ia mengenang kembali era Shin Tae-yong yang membawa perubahan besar dalam permainan Indonesia. Tim Garuda sempat jadi kuda hitam yang tak terduga. Kini, meski di bawah pelatih baru Patrick Kluivert, peluang tetap ada asal pemain tampil spartan dan disiplin. Lawan-lawan seperti Arab Saudi dan Irak bukan tanpa tekanan. Mereka juga membawa beban target tinggi, yang bisa jadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik. Di titik inilah Indonesia bisa mencuri kesempatan. Jika tampil dengan mental baja dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin.

Piala Dunia Selalu Sarat Kejutan, Indonesia Bisa Ikut Menorehkan Cerita

Fakta sejarah membuktikan bahwa Piala Dunia sering kali melahirkan kejutan besar. Siapa sangka Jerman, sang juara bertahan, bisa kalah dari Korea Selatan 0-2 di laga pembuka Piala Dunia 2018? Atau saat Arab Saudi mengalahkan Argentina 2-1 di Qatar 2022? Semua itu menunjukkan bahwa sepak bola tidak selalu berjalan sesuai teori dan statistik. Dali Tahir menekankan, Indonesia pun bisa menulis kisah serupa. Dengan semangat juang tinggi dan persiapan maksimal, tim ini bisa menjungkirbalikkan prediksi. Tentu dibutuhkan kerja ekstra keras, keberanian, dan kecerdikan dalam membaca permainan lawan. Tapi semua itu bukan hal yang mustahil jika motivasi pemain berada di titik tertinggi.

“Simak Juga : David Beckham Raup Rp391 Miliar Dividen, Bukti Ketajaman Bisnis Sang Legenda”

Mentalitas Adalah Kunci Menuju Kejutan di Putaran Keempat

Menjelang laga kontra Irak dan Arab Saudi di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, seluruh sorotan tertuju pada kesiapan mental Timnas Indonesia. Tak cukup hanya latihan fisik dan taktik, para pemain harus memiliki mental pemenang. Seperti kata Dali Tahir, bukan hanya Indonesia yang merasa tekanan besar. Tim-tim seperti Arab Saudi dan Irak juga membawa beban berat, karena mereka difavoritkan. Dalam situasi seperti ini, seringkali tim underdog justru lebih bebas bermain tanpa beban. Jika mampu memanfaatkan situasi tersebut, Indonesia berpeluang meraih poin penting. Pertandingan akan berlangsung dini hari waktu Indonesia, dan seluruh pendukung Garuda tentu berharap sebuah hasil bersejarah bisa terjadi.

Mari Dukung Garuda, Karena Bola Itu Bundar dan Keajaiban Selalu Ada

Di tengah keraguan dan hitung-hitungan yang berat sebelah, ada satu hal yang tak boleh hilang: dukungan dan semangat. Timnas Indonesia butuh energi positif dari seluruh masyarakat. Dalam sepak bola, dukungan dari luar lapangan bisa menjadi bahan bakar tambahan di dalam lapangan. Apalagi di ajang sebesar Kualifikasi Piala Dunia, setiap detik sangat berarti. Jika kita menoleh ke belakang, banyak tim besar pun pernah tumbang karena meremehkan lawan. Kini, giliran Indonesia membuktikan bahwa mereka bukan sekadar pelengkap. Bukan mustahil, dua laga berat di Jeddah bisa jadi awal dari kisah luar biasa Garuda menuju Piala Dunia 2026.